Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan berkahnya kepada kita semua. Setelah waktu lama yang ditunggu datang juga.Minggu, 3 November 2013 teman-teman Semarang dengan dikoordinir oleh Abdul Khafidz atau disapa di twitter dengan @kakfid merancang kopi darat ini. Kopi darat ini benar-benar sinergis. Bayangkan #AntiMiras dan @PejuangSubuh bersatu padu melawan kemungkaranJ .
Bertempat di Jl. Progo II/53 yang merupakan RumahTahfidz Drs. MoechamadJoesoef , kita membuat sejarah baru di Jawa Tengah pada umumnya dan Kota Semarang pada khususnya. Sebelum menginjak ke inti acara yang seru tersebut bisa diterangkan disini bahwa RumahTahfidz Drs. Moechamad Joesoef adalah sebuah rumah yang ditujukan untuk kepentingan umat. Disinilah dididik generasi muda yang cinta Quran. Penghafal Quran digembleng disini siang dan malam. Dengan jumlah 6 orang santri mulai dari siswa SD kelas 4 hingga yang kuliah semua belajar giat disini dibimbing oleh Ustadz @kakfid dan istrinya yang hafidzah serta guru lainnya. Siswa kelas 4 SD yang belajar disini yaitu Muhammad Lutfi bahkan sudah mencapai hafalan 5 juz. Juz 1, 27, 28, 29 dan 30 telah berhasil dilaluinya. Kita doakan semoga semua pengurus dan santrinya diberkahi Allah SWT dan dimudahkan semua cita-citanya.
Nah kembali ke topik semula teman-teman dari berbagai elemen hadir malam itu.Mulai dari Indonesia Tanpa JIL, Remaja Masjid Baiturahman, mahasiswa dan segenap santri Rumah Tahfidz Drs. Moechamad Joesoef semua berkumpul berbagi cerita dan sharing tentang gejala minuman keras. Acara dimulai ba’da Isya dan dibuka oleh Rico (@arisakti) dilanjutkan dengan pembacaan ayatsuci Al Qur’an oleh santriwati Rumah Tahfidz yaitu DwiWidayanti. Semua tampak menyimak dengan penuh kesungguhan. Acara lebih rileks ketika hidangan gorengan dan makanan kecil siap santap.Tampak kebersamaan yang hangat.
Mas RuliRenata (@rulirenata) yang jauh-jauh datang dari Pulau Lombok mulai masuk dengan menceritakan sejarah terbentuknya Gerakan Anti Miras ini. Lalu diceritakan keresahan yang sudah terjadi dimana-mana saat mini market sudah dengan terbukanya menjual minuman keras kepada siapapun tanpa batas usia. Keresahan ini tampaknya juga ditangkap oleh teman-teman di Semarang. Mereka sangat khawatir terhadap minuman keras yang masuk ke kampung – kampung.
Mas Sabil Zaidane (@sabilzaidane) dari ITJ Semarang menambahkan bahwa di Semarang saat ini sedang marak gang motor. Yang menyedihkan adalah ketika mereka kebut-kebutan terlebih dulu mereka menenggak miras.Keberanian yang didapat tidaklah murni tetapi karena tidak sadar akiba tmiras. Berbeda juga dengan kisah mas Slamet (@crise021084) dari Remaja Masjid Baiturahman Semarang, beliau sering melihat sendiri di kampungnya orang minum dengan bebasnya bahkan disaksikan oleh ketua RT-nya. Mau diingatkan tetapi beliau pekewuh (sungkan) karena orang baru. Juga diceritakan tentang kios jamu yang mencampur jamu dengan minuman keras. Di Semarang bahkan ini jadi model. Kedok kios Jamu ternyata berjualan miras.
Bintang tamu lain selain Mas Ruli Renata adalah Bang Rian (@febrianeffendi). Asli Batak namun pembawaannya tenang. Sebagai Koordinator Renstra Genam dengan gamblang beliau menceritakan keresahan pribadinya tentang miras. Diceritakan pula kisah saat menghadiri kopdar Genam di Cianjur yang begitu menguras perhatian teman-teman yang hadir. Peringatan Allah ! Itulah kata kunci yang dipesankan oleh Bang Rian.
Diskusi sangat hangat bahkan sangat akrab seperti teman lama yang sudah lama bertegur sapa. Keakraban karena satu tujuan ini yang membuat pembicaraan menukik ke rencana aksi nyata. Namun sebelum sampai aksi nyata mendadak para tamu saling pandang dan tidak konsentrasi .Ternyata ada sepiring mie goreng lengkap dengan bawang goreng serta cabe rawit yang siap disantap. Setelah dibagisatu-satu tidak dalam hitungan menit, mie goring lenyap dari piringnya. Dalam waktu bersamaan mie habis disantap oleh semua tamu.
Setelah kenyang Rico menambahkan agar team Semarang tetap semangat . Hal ini perlu diingatkan mengingat kultur Semarang yang perlu penannganan khusus terkait issue atau gaya hidup baru. Menawarkan gayahidup Anti Miras bagi penduduk Semarang perlu kerja keras. Menawarkan produk-pun sama tidak mudah membuat jadi hype di Semarang. Ini menjadi bekal buat teman-teman dalam memetakan situasi.
Akhirnya setelah dimulai pukul 19.30 terasa sangat sebentar pukul 22.00 telah tiba.Kita kemudian berfoto bersama. Namun dari seluruh peserta 20 orang tidak semuanya ikut foto dengan alas an malu. Hanya beberapa teman yang muncul di foto. Sambil tak lupa membentangkan kalimat SEMARANG ANTI MIRAS OYE !
Sampai jumpa di acara lain yang penuh keriaan dan kerja keras dari GeNam Chapter Semarang. [Rico]