Surabaya merupakan Kota Terbesar kedua setelah Ibukota Jakarta. Tentunya sebagai sebuah kota besar, Surabaya memiliki berbagai macam permasalahan. Diantaranya yang sangat meresahkan dan memang sudah seharusnya membuat kita bergerak adalah masalah Minuman Keras. Semakin maraknya konsumsi miras oleh anak-anak yang berusia dibawah 21 tahun.
Beberapa waktu yang lalu bahkan ada 2 pemudi SMK yang berpesta miras di warung dekat sekolahnya, ada 11 orang meninggal di daerah Sawahan, serta masih sangat banyak kasus minuman keras yang sangat mengkhawatirkan, yang setiap saat siap merenggut nyawa sang peminumnya.
Berawal dari kekhawatiran dan juga kepedulian itulah, salah satu pejuang Genam kita yaitu Mas Ical (@ical9595) menginisiasi Kopdar Antimiras dengan kawan-kawan yang memiliki kepedulian yang sama di Surabaya. Sama-sama ingin menjauhkan generasi muda dari Minuman Keras.
3 November 2013 Mas Ical bertemu dengan orang-orang hebat yang sangat peduli atas keselamatan generasi muda dari miras. Mas Ical memulai perbincangan dalam kopdar tersebut dengan penjelasan mengenai Genam, visi misinya serta beberapa fakta yang terjadi akhir-akhir ini, kemudian dilanjutkan dengan sharing dengan masing-masing yang hadir. Diantara yang hadir tersebut salah satunya adalah dr.Zain Budi. Sebagai seorang dokter beliau sangat resah dan juga khawatir atas maraknya konsumsi miras di kalangan remaja.
Selain dr Zain Budi (@zainbudi), adalagi yaitu mas Faizal Mahdi (@icalmahdi). Beliau tergabung di Indosat School of Public Speaking. Kekhawatirannya sangat beralasan mengingat apa yang dikatakannya bahwa anak-anak begitu mudah membeli minuman keras, itu benar adanya. Ada juga Mas Satrio Budi, yang tinggal di “Red Area” sehingga sudah biasa melihat anak-anak mabuk dan mengkonsumsi miras hampir setiap hari. Lain lagi pengalaman Fania Hanna (@faniahanna) yang juga hadir dalam kopdar tersebut, ada temannya semasa SMA dulu meminum miras yang dikira softdrink, sampai akhirnya dia tidak bisa bangun karena mabuk. Dan yang lebih meresahkan adalah pengalaman Echa, dimana ketua RTnya malah seorang pemabuk. Hmmm sungguh miris dan meresahkan.
Sharing pengalaman ini sungguh benar-benar membuka mata kita bahwa memang sudah saatnya kita sama-sama bergerak menyelamatkan anak-anak muda dari bahaya minuman keras. Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi..
Ada sebuah kabar baik dari sharing tersebut, yaitu bahwa sudah banyak anak-anak muda yang awalnya mengkonsumsi minuman keras, kemudian ditarik untuk diajak bergabung ke remaja masjid. Dan mereka menyambut baik, karena memang mereka sendiri mengatakan bahwa sebenarnya ingin keluar dari kebiasaan buruknya tersebut.
Dan sebagai follow up kedepan, kami team Genam ingin mengumpulkan BEM dari Universitas-Universitas di Surabaya untuk bersinergi melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Kami ingin melakukan TOT ke rekan-rekan mahasiswa, sehingga nantinya mereka bisa melakukan sosialisasi ke adik-adiknya di sekolah-sekolah yang ada di Surabaya. Karena seringkali sosialisasi yang dilakukan oleh kakak-kakak seniornya yang relative masih berusia remaja ini jauh lebih efektif dan lebih mau mendengarkan.
Selain itu pengurus Genam Chapter Surabaya dibantu oleh pengurus dari Pusat juga ingin melakukan audiensi dengan legislative dan eksekutif untuk mendesar segera diterbitkannya Perda Antimiras di Surabaya.
Dibutuhkan sinergi yang kuat antara semua fihak baik itu birokrasi, masyarakat maupun kalangan civitas akademika untuk sama-sama peduli dan mau untuk menyelamatkan generasi kita dari bahaya Minuman Keras. Usaha yang tidak mudah tentunya, tetapi kamu sangat yakin dengan usaha kita semua, kita bisa. Mari bergerak selamatkan anak bangsa dari bahaya Miras..:). Sekali lagi kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi ?