Fahira Idris Bincang Gerakan Nasional Anti Miras di Madinah

Hidayatullah.com–Sejak dibentuknya Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) awal 2013 lalu, Fahira Idris, SE.MH selaku ketua komunitas ini terus mengadakan sosialisasi dan kampanye gerakan tersebut untuk membersihkan Indonesia dari minuman keras (Miras).

Hal itu tidak hanya dilangsungkan di beberapa kota besar di Indonesia tapi juga di luar negeri, salah satunya adalah di kota suci Madinah al-Munawwarah.

Selepas melaksanakan rangkaian ibadah umroh pada kamis (15/11/2013) bersama keluarga, Fahira menyempatkan diri untuk bersilaturrahim dengan hidayatullah.com di kota Madinah pada Sabtu (23/11/2013) pekan lalu.

Menurut Fahira yang akrab dipanggil Uni, penyebaran Miras di Indonesia sudah sangat memprihatinkan dan memasuki status siaga 1. Hal tersebut dikarenakan lemahnya pemerintah Indonesia dalam menetapkan undang-undang yang mengatur masalah ini.

“Menurut saya, Miras di Indonesia itu sudah kelewatan penyebarannya, sampai-sampai anak di bawah usia pun bisa mengkonsumsinya, penjualannya juga sangat bebas mulai dari toko, kedai, warung kopi sampai penjual jamu. Indonesia siaga satu, Undang-undangnya harus dipertegas lagi,” ungkap Fahira yang juga alumnus UI dan Unpad.

Dampak negatif penyebaran Miras di Indonesia bisa dilihat dari data penelitian GeNAM yang mencatat 54% penyebab utama kejahatan adalah Miras dan alkohol. GeNAM juga mencatat jumlah penduduk Indonesia yang meninggal disebabkan Miras mencapai 50 orang/hari dan 18.000 orang/tahun.

“Bagi saya, Miras adalah mesin pembunuh di Indonesia.” Tegas putri sulung Fahmi Idris ini.

Hal yang mengherankan adalah derasnya pengaruh penyebaran Miras ini di tengah kalangan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, bahkan kesadaran akan haramnya Miras belum terlihat jelas di masyarakat umum.

“Contoh kecil bisa kita lihat pada acara sebagian warga yang memiliki hajat syukuran khitanan anaknya. Di acara keagamaan seperti itu ada saja yang menyediakan dua sampai tiga rak Miras. Bisa dibayangkan bebasnya penggunaan Miras itu,” terang Fahira.

Dia juga menyayangkan minimnya pemahaman masyarakat akan haramnya memproduksi, mendistribusi dan menyimpan Miras tersebut. Sebagian masyarakat hanya melihat haramnya Miras pada saat dikonsumsi saja.

Dukungan, Teror dan Harapan GeNAM

Aktifnya sosialisasi dan kampanye GeNAM mendapat sambutan hangat dan dukungan dari sebagian besar masyarakat baik di lapangan maupun di media sosial seperti Twitter.

“Terus terang gerakan kami ini dimulai dari Twitter. Saya sering mendapat laporan dan keluhan teman-teman di daerah akan buruknya pengaruh Miras di daerah mereka. Dari twitter-lah kami bergerak ke lapangan,” ungkap wanita yang pernah dinobatkan sebagai twitter terinspiratif sejagad dalam polling yang bertajuk The Most Inspiring Tweeter tahun 2010.

Beberapa Ormas dan parpol juga tidak ketinggalan, saat ini GeNAM juga sedang menjalin kerjasama dengan berbagai pihak lainnya seperti aparat penegak hukum.

“Alhamdulillah dukungan yang masuk kepada kami cukup banyak, diantaranya dari MUI, NU, FPI, Alim Ulama, artis dan tokoh masyarakat lainnya. Beberapa partai seperti PPP, PKS dan PAN juga turut mendukung gerakan ini. 15 kota di tanah air juga sudah membuka cabang GeNAM di sana,” terang Fahira Idris.

Fahira juga tidak menafikan teror yang masuk ke kubu GeNAM terkait aksi-aksi mereka di lapangan.

“Setiap pergerakan pasti ada tantangannya tersendiri, termasuk GeNAM ini. Tapi saya serahkan semuanya kepada Allah, hanya kepada-Nya saya berlindung. Bismillah, ini jalan perjuangan kami di GeNAM dalam ber-amar ma’ruf nahi mungkar. Kami akan terus bergerak apapun resikonya, minimal sampai undang-undang anti Miras berlaku kuat di Indonesia,” tegasnya.

Fahira berharap kepada seluruh komponen bangsa untuk tersadarkan akan bahaya Miras dan mau bergabung dalam usaha membersihkan Indonesia darinya, tidak terkecuali WNI yang berada di Arab Saudi khususnya para mahasiswa Universitas Islam Madinah (UIM).

“Saya berharap rekan-rekan mahasiswa UIM bisa menjadi ujung tombak dalam menyuarakan anti Miras di daerahnya. Jika pulang berlibur ke tanah air, cobalah minimal sekali sebulan khutbah jum’atnya mengangkat tema haramnya khamar (Miras),” demikian pesan Uni Fahira.

Salah satu program strategis GeNAM untuk memerangi Miras adalah membentuk kampung anti Miras di beberapa daerah. Jakarta menjadi uji coba perdana kampung anti Miras yang nantinya kan merambat ke beberapa kota dan daerah seperti Bogor, Cibinong, Bandung, Lampung, Malang dan Surabaya yang akan memulai program tersebut.*/Muhammad Dinul Haq, kontributor hidayatullah.com di Madinah  

Rep:Anonymous

Editor: Cholis Akbar
1 Response

Leave a Reply