Finally, Deklarasi Damai #Genam Jogja – pun Terhelat Sudah

deklarasi2

Setelah kerja maraton selama 2 bulanan, jatuh bangun, trial and error, khas penyelenggara EO amatiran, dengan segala keterbatasan yang dimiliki pengurus genam Jogja, diseling ngambeg dan marah karena berbagai hal. (untung) genam jogja punya dokter eduan yang pinter bikin suasana cair, karena  kakak pertama selalu serius dan mudah marah kalau ada yang berjalan tidak sesuai dengan rencana. Terhelat sudah Deklarasi Damai Gerakan NAsional Anti Miras chapter Jogja tadi pagi di pusatnya Kota Jogja, KM Nol depan Kantor Pos Besar tadi pagi..

Selama hampir dua bulan Genam Jogja menyiapkan deklarasi ini, tentu disela segala kesibukan pengurusnya, disela audiensi dan undangan on air yang silih berganti  dari radio dan bahkan televisi, begitu banyak dinamika yang menarik untuk diceritakan tentang jatuh bangunnya pengurus genam Jogja menyiapkan acara besar Deklarasi Nasional Anti Miras Genam Jogja.

Mulai dari mengurus perijinan, yang alhamdulillah, dimudahkan karena dukungan penuh dari Polda  DIY. Lalu mendesign undangan, membuat brosur profil gerakan, membuat brosur kampanye anti miras, menyusun propsal sponsorship, spanduk dan perangkat deklarasi lainnya, cukup menguras tenaga dan pikiran, semua dikerjakan hanya dalam waktu dua minggu. Belum menyebar undangan sekian banyaknya.

Belum cukup begitu, hari Kamis pagi , 4 hari menjelang hari H, pihak  polresta menelpon, “Bu, Presiden SBY akan hadir di Jogja tanggal 23 pagi, ada acara di Gedung Agung. Bagaimana kalau acara Deklarasi ditunda, takutnya nanti jam nya tabrakan dan semua acara malah berantakan?” Apa? Mencelos hati ini oleh bingung dan marah. Setelah jungkir balik 2 bulan ini, setelah begitu masifnya pemberitaan rencana deklarasi? Yang benar sajaa…even SBY can’t stop our plan, tekadku. “Wah, ya nggak bisa pak, persiapan kita sudah fiks, undangan sudah disebar, yang konfirm mau hadir banyak, ga mungkin bisa kita tunda. Kita akan kehilangan momentum bla bla bla…” entah apa saja yang keluar dari mulut genam jogja, akhirnya polresta melalui kasat intel Pak Sigit, meminta waktu untuk koordinasi dengan pihak Kepresidenan, jam berapa tepatnya Presiden SBY akan hadir di Gedung Agung. “Beri kami waktu sampai besok ya Bu untuk koordinasi dengan ajudan Presiden” Yaaaa, tapi jawabnya harus jalan terus, tekadku.  Eh, sorenya Pak Sigit menelpon, acara boleh terus berjalan karena Presiden SBY baru akan hadir jam 10 pagi di Gedung Putih. Tebak kata apa yang keluar? Alhamdulillah…

Banyak akrobat improvisasi harus dilakukan karena tidak semua yang direncanakan berjalan seperti yang diharapkan. Proposal sponsorship, belum ada yang konfirm. Setelah konfirm, sebagian besar menolak dengan alasan sudah terlalu banyak event. Jogja memang gudang event..ckckck. Tapi sekali lagi Alhamdulillah,…pertolongan selalu datang pada orang yang (berniat )baik hehehe. Mangrove dan makelar sedekah via mas @verybanget menggratiskan semua cetak mencetak, spanduk, brosur, roll banner untuk kebutuhan deklarasi. Ga bisa dibayangkan jika harus membayar, duitnya dari mana (masalah klasik gerakan sosial yang tak kunjung solved). Lalu kaos, darimana bisa mencetak kaos segitu banyak, sementara kita udah koar-koar dengan pedenya semua peserta akan diberi kaos gratis, padahal belum ada bayangan sama sekali mau dapat darimana kaosnya. Alhamdulillah lagi, sesepuh Genam Jogja mas Eko Eshape yang waktu mudanya ganteng itu, berhati mulia untuk menyumbang 100 kaos dari mie sehatinya. Legaaaa. Lalu datang pula bantuan dana segar yang desperately kita butuhkan dari dana pribadi Uni Fahira Fahmi Idris, sebagai bentuk dukungan terhadap genam Jogja, juga dari Pak Herry Zudianto. Alhamdulillah lagi…lalu konsumsi bantuan dari Bu Anglingkusumo selaku penasehat genam Jogja. Alhamdulillah. Hari-hari ini memang Alhamdulillah yang banyak terucap baik lisan maupun dalam hati oleh segenap pengurus genam jogja. Betapa tidak, bermodal nekad dan edan, dukungan datang dari berbagai pihak dengan tulus ikhlas. Menyelamatkan ‘muka’ dan program genam Jogja.

Nah, sekarang akrobat improvisasi menemukan bentuk yang lebih nyata, Rencana pertama kita pakai mobil panggung polda yang besar, muat untuk orasi dan band, ternyata mobil itu rusak. Lalu ditawari mobil panggung yang lebih kecil. Lalu ada tawaran dari Pak Herry Z untuk memakai mobil orasi PMI. Akhirnya kita putuskan untuk memakai mobil PMI. Lalu sampai hari Jumat kita belum mendapat pinjaman soundsystem yang cukup besar untuk perform band. Kalau mau sewa sih banyak, tapi apa iya mau paksain keluar anggaran 5jt untuk soundsystem? Lalu hari jum”at jam 10.30 kami  di telepon bu Nunik dari polres Sleman menanyakan lagi apa benar Genam Jogja tidak jadi meminjam mobil panggung dan memakai police band? Police band…ya ampun, tidak ada yang konfirm ke kami  kalau police band bisa manggung di acara. Sebentar kemudian Briptu Yuli selaku pemain band nya menelpon kami, menanyakan hal yang sama. Katany dia mendapat instruksi untuk berlatih sudah 3 mingguan ini untuk manggung di acara Deklarasi anti Miras. Tapi tidak ada konfirmasi dari panitia. Walah, kami juga tidak tahu kalau band police mau main di acara kami. Akhirnya genam jogja memutuskan untuk meluncur ke polres Sleman melakukan koordinasi agar semua beres dan jelas. Deklarasi tinggal 2 hari lagi. jreng jreng…

DI Polres Sleman, setelah diskusi panjang lebar dan menjelaskan sejarah kronologi kenapa sampai ada instruksi dari polda untuk main di acara kami, akhirnya pertemuan ditutup dengan janji dari Briptu Yuli bahwa mereka akan siapkan semua kebutuhan untuk band, properti pendukung, sounsystem, operator..wis pokoknya genam jogja ngertinya beres. “Jam 5 pagi, kami sudah siap di lokasi,” katanya. Horeee, dua masalah terpecahkan, band bisa jalan bahkan lebih keren karena ada police band, plus cyclone band dan aquarel band.

Lalu, akrobat improvisasi sekali lagi dilakukan, karena adanya apel dari kepolisian dan militer jelang kehadiran Presiden SBY, malioboro yang seharusnya ditutup untuk car free day, tidak ditutup pada jam yang sudah direncanakan. Batal sudah kita letakkan mobil panggung di tengah2 titik nol km seperti rencana semula. Beruntung band police sudah memasang semua peralatan band di depan Kantor Pos besar, jadi akhirnya orasi dan pembacaan deklarasipun diputuskan  dilakukan disitu, di tengah hiruk pikuk dan lalu lalangnya lalu lintas yang cukup ramai. Dengan jumlah polisi yang banyak. Benar-benar tak terbayangkan,  bahwa deklarasi akan berjalan lancar.

Jam 7 tamu-tamu dan komunitas mulai hadir, band polisi membuka acara dengan permainan mereka yang bagus banget, nggak kalah dengan band profesional. Hahaha, banyak yang ingin berpotret bersama band polisi. Disusul permaina cyclone yang ber metal ria, kontras dengan band polisi yang kalem.

Jam 7 lebih acara dimulai dengan pembacaan sambutan dari Gubernur DIY yang dibacakan oleh Kepala Kesbanglinmas Bapk Agung Pamuji., lalu sepatah kata dar Bapak Herry Zudianto yang kemudian terkenal, meskipun cantik, ganteng kalau minum miras, jadi katrok, ndesoooo. Keren pak Herry. Selanjutnya sambutan dari Ibu Anglingkusumo selaku penasehat Genam Jogja, disusul mas Civic mewakili Uni Fahira Idris, dan akhirnya pembacaan deklarasi anti miras bersama-sama seluruh wakil komunitas yang hadir. Anti Miras…Yessss….semua semangat dengan yel yel nya. Untuk ditambahkan, wakil-wakil dari pemkot, dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemkab Bantul hampir semua hadir. Dari jajaran kepolisian banyak yang hadir. Dari BK3S hadir juga Ibu BRay. Prabukusumo. dekl8Mungkin baru di Jogja ini aksi damai dihadiri dan didukung oleh hampir seluruh jajaran birokrasi. Ini sinergi.

Well, semua berjalan lancar, Alhamdulillah, kekurangan di sana sini tentu wajar karena semua yang bekerja amatiran. Belum punya pengalaman bikin event. Kerja serabutan, tapi bagaimanapun, semangat tetap menyala. Menuju generasi Bebas Miras 2025. Please waiting our next project, guys. Its just the beginning. Jalan masih panjang…Salam anti miras. dekl6dekl pidatodeklarasi 1 deklarasi2

 

 

 

 

Leave a Reply