Buta Mendadak Usai Tenggak Miras Oplosan

Buta mendadak bisa terjadi setelah seseorang konsumsi minuman keras (miras) oplosan. Dalam miras oplosan, jenis alkohol etanol diganti dengan metanol. Metanol inilah yang membahayakan mata dan nyawa. Bahkan bila seseorang minum alkohol metanol dengan kadar 30 cc, nyawa seseorang dapat terenggut seketika.

Baru-baru ini, kejadian miras oplosan menggemparkan tengah melanda di Iran. Melansir laman BBC, sekitar 42 orang dilaporkan tewas setelah menenggak alkohol oplosan.

Dari laporan juru bicara kementerian kesehatan setempat, Iraj Harirchi, 16 orang mengalami kebutaan dan 170 lainnya menjalani dialisis–penanganan intensif berupa metode cuci darah. Ketika masuk ke dalam tubuh, metanol dapat berisiko menyebabkan keracunan.

“Pada miras oplosan biasanya etanol diganti metanol. Mereka minum oplosan dan memproduksi oplosan karena harganya murah. Alkohol metanol kebanyakan dibuat dari home industry (industri rumahan),” jelas Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) M Sidik usai konferensi pers Hari Penglihatan Sedunia 2018 di Kementerian Kesehatan, Jakarta pada 2 Oktober 2018.

Miras yang diproduksi industri rumahan pada akhirnya membuat kadar metanol yang dimasukkan bisa berlebihan dan fermentasinya salah. Sidik menekankan, etanol yang ada pada bir, misalnya, menimbulkan efek mabuk, sedangkan metanol sebabkan buta mendadak dan kematian.

“Hanya minum metanol 10 cc saja bisa langsung buta. Butanya ini adalah buta yang tidak bisa pulih kembali lagi. Tidak bisa diselamatkan juga penglihatannya dengan cara apapun,” tegas Sidik.

Efek kebutaan ini menandakan orang yang bersangkutan mengalami keracunan metanol. Pada jurnal berjudul Acute bilateral blindness caused by accidental methanol intoxication during fire “eating” yang dipublikasikan di British Journal of Ophthalmology tahun 2002. Metanol yang juga terkandung pada spiritus ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang parah dan kematian.

Jumlah kecil metanol yang dicerna mampu menghasilkan kerusakan akut bagian dari sistem saraf pusat, yang mengarah ke disfungsi neurologis permanen (gangguan saraf permanen) dan kebutaan ireversibel (kebutaan permanen). Lebih dari separuh kasus kematian terkait metanol, khususnya di Amerika Serikat diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Liputan6.com

Leave a Reply