Anak-Anak di Bontang Curi Tabung Gas untuk Beli Miras Oplosan

Puluhan bungkus obat batuk ditemukan berserakan di bawah pohon sebelah kantor kosong bekas Kantor Pos di Lapangan Kampung Baru. Setelah ditelusuri media ini, tidak hanya bungkusan obat batuk yang ditemukan di lapangan tersebut. Ada pula beberapa gelas bekas kemasan minuman berenergi yang berwarna ungu.

Diduga lokasi tersebut kerap digunakan untuk mabuk-mabukan. Sutrisno, penjual pentol di sekitar lokasi tersebut, menjadi salah satu saksinya. Setiap dia melewati lapangan Kampung Baru, ia melihat anak-anak duduk di bawah pohon.

Dia menduga, mereka mengonsumsi minuman keras (miras) oplosan. Sebab saban pagi Sutrisno sering melihat puluhan bungkus obat batuk berceceran. “Saya enggak berani tegur. Karena saya lewat sama anak saya pas malam itu. Jadi saya lewatin saja,” akunya pada Akurasi.id, Senin (29/7/19).

Setiap pagi hingga sore, tempat tersebut sepi pengunjung. Kadang-kadang hanya dilalui kendaraan. Berbeda saat malam. Sutrisno mengatakan, di sekitar lapangan itu kawula muda kerap berkumpul.

“Dari dulu sering jadi tempat ngumpul anak-anak. Sudah lama juga [mabuk-mabukan] itu,” ungkapnya.

Kepala Seksi (Kasi) Tata Pemerintahan (Tapem) dan Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kelurahan Berebas Tengah, Widodo, mengatakan, lapangan Kampung Baru termasuk wilayah Kelurahan Satimpo.

Meski bukan ranahnya, Widodo mengaku sering menggelar razia bersama Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM). Hasilnya, mereka menjaring anak-anak yang sering mabuk-mabukan. “Hampir setiap malam di sana dipakai anak-anak mabuk,” bebernya.

Informasi yang digali dari pelaku, mereka membeli miras oplosan menggunakan uang hasil curian. Kata dia, anak-anak ini mencuri tabung gas di warung hingga mencuri burung peliharaan warga. “Mereka berkomplotan. Kalau satu orang bisa dapat Rp 500 ribu, lima orang saja jadi Rp 2,5 juta,” sebutnya.

Anak-anak yang terjaring razia ini mendapat pembinaan di kantor Kelurahan Berebas Tengah. Pihaknya menghukum mereka dengan menggundulkan rambutnya serta setiap orang dibebankan untuk membersihkan halaman kantor.

Kemudian orang tuanya dipanggil untuk diberikan pengarahan. “Kalau orang tuanya dipanggil, ada yang menyerahkan kepada kami untuk mendampingi anaknya. Tapi ada juga yang marah-marah anaknya kami razia,” keluhnya. Akurasi.id

Leave a Reply