Pesta Miras Memicu Kembali Bentrok antara Banjar Kawan dan Songan

Tahun 2011 silam sempat terjadi bentrok antara Banjar Kawan dan Songan. Satu korban tewas yaitu Jero Slamet. Kasus ini terulang lagi, pemuda Banjar Kawan dan Songan kembali bentrok, Kamis (21/11).

Keributan  antarkelompok pecah di LC Uma Bukal, Kelurahan Cempaga, Bangli, Kamis (21/11) malam. Dua korban asal Banjar Kawan, Kelurahan Kawan, Bangli harus mendapatkan perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar, yaitu Putu Mas Wibawa alias Boger, 30, mengalami dua luka tusuk. Bagian perut depan dan perut sebelah kiri. Sedangkan rekannya I Wayan Sumarta,  mengalami satu luka tusuk di perut bagian kiri.

Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi mengatakan, begitu mendapat informasi keributan, polisi langsung ke lokasi, mengamankan sejumlah orang yang ada di TKP. “Tidak sampai 10 menit setelah ada laporan, polisi sudah di lokasi,” ujarnya.

Agar kejadian itu tidak meluas, Polres Bangli langsung memanggil tokoh-tokoh kelompok yang terlibat malam itu, yaitu tokoh asal Banjar Kawan dan tokoh asal Desa Songan, Kintamani. Pertemuan hingga Jumat (22/11) dini hari dipimpin Kabag Ops Polres Bangli Kompol Ngakan Putu Anom Semadi. “Kami kumpulkan tokoh-tokoh agar tidak ada warganya terprovokasi,” tegas Sulhadi.

Ia meminta semua pihak mempercayakan penanganan kasus itu kepada polisi.  Polres Bangli akan menangani sesuai hukum yang berlaku. “Intinya percayakan sama polisi. Jangan ada yang terpengaruh isu-isu tidak jelas,” imbuhnya.

Dikatakan, keributan dua kelompok itu berawal dari masing-masing kelompok pesta miras di tempat berbeda, namun berdekatan.

Sekitar lima orang (termasuk korban) pesta miras di depan sebuah warung. Sedangkan sekitar tujuh orang remaja asal Songan, pesta miras di tempat kos milik I Wayan Mariana.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, remaja yang pesta miras di tempat kos ini menghidupkan musik. Mereka didatangi oleh I Kadek Sujana, kelompok yang pesta miras di depan warung. Sujana meminta volume musik dikecilkan. Saat itu tidak terjadi persoalan. Remaja itu mengikuti permintaan Sujana, bahkan Sujana sempat ikut bergabung minum di sana. “Setelah sempat minum sedikit, Sujana balik lagi ke warung, minum bersama teman-temanya,” terang Sulhadi.

Tak berselang lama, Sujana balik lagi ke sana mencari rekannya bernama Mamo yang sebelumnya diajak pesta miras di depan warung.  Oleh beberapa remaja, Mamo disebutkan berada di kamar kos nomor 12 bersama Kadek YP, 17, asal Songan. Kemudian disusul Sujana. “Di sini lah mereka diduga salah paham, cekcok,” tutur Sulhadi.

Belum selesai urusannya di sana, Kadek YP keluar kos, begitu juga rekannya Kadek DA,17, juga pergi.  Sejurus kemudian, DA datang lagi, keributan terjadi di jalan. DA datang bawa pisau lipat. Saat itu diduga terjadi penusukan. Namun belum dipastikan pelakunya.  “Ketika masih ribut-ribut datang lagi YP  bawa sabit dan pedang, tapi langsung direbut oleh pemilik kos,” beber Sulhadi.

Sulhadi menegaskan bahwa pihak kepolisian belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Sedangkan korban masih dirawat di RSUP Sanglah. “Motifnya penusukan. Diduga salah paham karena terpengaruh minuman keras,” tandas Sulhadi. Jawapos.com

Leave a Reply