Anak Muda Papua Diminta Hindari Minuman Keras

Boni Wenda Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas mengimbau kepada generasi muda Papua agar menghindari minuman lokal maupun minuman keras pada bulan natal 2019 dan tahun baru 2020.

Imbauan tersebut diungkapkan saat bertandang di kantor Redaksi Suara Papua, Kamis (29/12/2019) di Padang Bulan Jayapura. “Saya minta semua anak-anak muda Papua untuk hindari minuman keras. Karena minuma keras itu mematikan anak-anak muda Papua. Minuman keras tidak membawa keuntungan,” tegas Boni.

Sebagai mahasiswa kedokteran katanya, setiap orang menyambut natal dan tahun baru dengan  cara dan gaya masing-masing, tapi sayangnya masih ada orang yang merayakan dengan pesta minuman beralkohol dan sejenis lainya-Nya . Tanpa  menyadari  bahaya  efek samping  minuman keras itu sendiri.

“Kalau merujuk pada peraturan seperti,Perda tentang pelarangan  Miras no 15   2013,No.3/InstrGub/2016,dan UUD 35 2019 di bawah pengawasan BNN (Badan Narkotika Nasional maupun Daerah) Melarang keras menjual belikan baik minuman keras maupun minuman local di 29 Kabupaten Kota Provinsi Papua oleh Pemerintah Provinsi Papua.

Dirinya menjelaskan, jenis alkoho  atau disingkat miras atau Etanol. Etanol adalah bahan pisikoaktif, jika diminum menurunkan kesadaran dan pemicu merusak kesehatan secara fisik secara individu dan psikologis di dalam kehidupan sosial.

“Miras Merupakan salah satu  aktor dibalik pembunuh orang Papua nomor satu,yang kedua HIV/AIDS akibat hubungan sex sembarangan, yang ketiga adalah baku bunuh antara keluarga dan ketiga adalah mati di tangan intel melalui tabrak lari dan sebagainya,” jelasnya.

Dia menilai, orang yang mengkonsumsi minuman rata-rata di Papua paling banyak 90% usia produktif pengguna narkoba terbanyak menurut(BNN provinsi Papua) urutan satu di Kab. Timika,kota Jayapura pada tahun 2019 setiap tahunnya meningkat.

“Yang jadi pertanyaannya adalah di-manakah perda? dan pengawasan BNN? sehingga sampai masih ada penjualan miras di tanah surga ini. Bahkan situasi natal ini banyak penjualan yang jual secara ilegal,” katanya.

Dirinya sebagai mahasiswa kedokteran mengatakan, kesehatan sangat penting apa lagi jumlah orang Papua yang semakin hari mulai menurun, sehingga dirinya berharap untuk pemerintah dapat menertibkan perda yang telah di buat. Tetapi juga generasi muda Papua harus menghindari minuman keras berbagai jenis yang beredar di Papua.

Sementara itu, Anias Lengka, Ketua Solidaritas Anti Miras dan Narkoba (SAMN) Kota Jayapura mengungkapkan, penjualan miras jelang natal banyak beredar secara leluasa, di beberapa titik kota Jayapura.

“Beberapa hari terakhir tanggal 23 sampai sekarang siang tempat jual miras tutup, seperti di Waena itu ada orang yang kejar dan menahan orang yang bawa motor dan mobil. Mereka (Penjual) memanggil dengan kata ada, ada sambil kejar. Berharap untuk pemerintah menindak tegas penjual ilegal jelang natal dan tahun baru ini,” singkat Lengka.

Selain itu katanya, ada beberapa nyawa yang menjadi korban saat berkendara, semuanya dikarenakan konsumsi minuman keras dalam bulan natal ini.

“Jumlah korban yang SAMN terima dalam bulan Desember sedang kami bikin secara detail. Bebera minggu yang lalu ada mobil avansa dan motor tabrak di jalan ringroad, kemudian ada yang kecelakan lagi waena dan ada sejumlah kasus yang terjadi karena miras. sehingga orang Papua generasi sekarang lebih baik berhenti minum,” katanya. Suarapapua.com

Leave a Reply