3 Bocah yang Dipaksa Minum Miras Itu Digebuki Jika Menolak

Tiga bocah yang ditemukan di bawah jembatan Pasar Asemka, Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat mengaku sempat mendapatkan kekerasan oleh remaja yang mengeksploitasinya.

Mereka mengaku pernah dipukuli di ruang gelap ketika tidak menurut dengan remaja yang membawa mereka ke kawasan Tambora. Hal itu diungkapkan salah satu anak berinisial RR. Anak berusia 10 tahun itu mengaku memang sudah sebatang kara sejak beberapa tahun lalu.

Namun sepekan lalu, ia dan dua anak lainnya RM (9) dan N (5) dibawa oleh dua remaja bertato. Satu remaja memiliki tato bintang di pelipisnya dan satu tato di lengannya. Satu remaja lagi memiliki tato di punggungnya.

Remaja itu kerap menyuruh mereka mengamen hingga mencuri. Bahkan RR mengaku pernah dijejali lem dan minuman keras agar teler. “Kalau enggak mau maling digebukin. Pernah digebukin di tempat gelap,” ujar R ditemui di GOR Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (11/11/2020).

Saat ini RR dan kedua anak lainnya memang sudah di tempat aman yakni di penampungan sementara GOR Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka tengah dirawat sementara oleh petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S).

Salah satu petugas P3S Amelia Saputri mengatakan saat ini pihaknya masih menindak lanjut terkait data ketiga anak tersebut. Berdasarkan data sementara RR merupakan anak yatim piatu yang kerap mengamen di kawasan Senen, Jakarta Pusat.

Sementara dua anak lainnya RM dan N adalah saudara kandung. Baik RM dan N mengaku memiliki orang tua di Kemayoran, Jakarta Pusat. Mereka anak dari tukang kopi keliling di kawasan Kemayoran. Saat ini petugas tengah memeriksa kebeneran dari pernyataan anak tersebut.

“Kami masih memeriksa orang tua dari RM dan N. Kalau layak maka akan kami kembalikan tapi kalau tidak maka akan kami berikan ke pihak panti,” jelas Amel.

Sementara itu untuk RR besar kemungkinan akan ditaruh di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya karena sudah yatim piatu. “Malam ini rencana kami akan assesment ke pihak orang tua karena sudah mendapat alamat pasti. Namun kalau sampai saat ini belum ada orang tua yang mencari mereka,” ungkapnya.

Tiga anak yang ditemukan terlantar di Tambora, Jakarta Barat sudah dibawa di shelter GOR Cengkareng, Rabu (11/11/2020) (Warta Kota/Desy Selviany)
Terkait tindak kekerasan seperti yang diceritakan anak-anak itu, Amel mengaku masih mendapatkan informasi sementara dari ketiga anak itu.

“Menurut pengakuan anak-anak seperti itu. Tapi kami belum memeriksa kebenarannya,” jelas Amel.

Sementara saat ini pihak P3S tidak menemukan luka bekas tindak kekerasan terhadap tiga anak itu. Satu anak berinisial N (5) hanya memiliki luka seperti penyakit kulit di bagian kakinya.

Diberitakan sebelumnya Tiga bocah ditemukan tengah menangis oleh petugas PPSU di bawah Jembatan Pasar Pagi Asemka, Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat. Ketiga bocah itu mengaku dipaksa ngelem aibon dan mencuri oleh seorang remaja.

Penemuan tiga bocah malang itu dilaporkan kepada Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudin Sosial Jakarta Barat Senin (9/11/2020) malam. Koordinator Petugas P3S Sudis Sosial Jakarta Barat Amirullah mengatakan ketiga bocah itu ditinggalkan oleh remaja di kawasan Pasar Pagi Asemka.

“Mereka ditelantarakan lantaran menolak saat disuruh minum-minuman keras dan ngelem aibon. Mereka juga mengaku sempat disuruh untuk mencuri dan mengemis,” ujar Amirullah dihubungi Rabu (11/11/2020).

Atas penemuan tersebut, ketiga bocah itu dibawa ke Kantor Kelurahan Roa Malaka. Kemudian pihak kelurahan melaporkan hal itu ke pihak P3S. Ketiga bocah malang itu segera dibawa ke GOR Cengkareng untuk ditindak lebih lanjut. Selama tiga hari ketiga bocah itu dirawat sementara oleh P3S.

Petugas P3S Tambora, Jakarta Barat mengevakuasi bocah yang dieksploitasi di Tambora, Jakarta Barat, Rabu (11/11/2020) (Sudin Sosial Jakarta Barat)
Sampai akhirnya pada Rabu pagi tadi, ketiganya mengaku berasal dari Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menurut Amirullah, ketiganya tidak hafal alamat pasti rumah mereka. Namun mereka mengetahui jalan arah rumahnya. “Jadi kemungkinan nanti akan kami pulangkan ke rumah masing-masing,” jelas Amirullah.

Pihak P3S menduga bahwa ketiga anak itu sudah tidak bersekolah dan menjadi anak jalanan. Akan tetapi ketiganya dibawa oleh seseorang hingga ke Roa Malaka, Tambora untuk dieksploitasi.

Pihak P3S juga belum berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar menangkap pihak yang mengeksploitasi bocah tersebut. Sebab ketiga bocah itu masih enggan mengungkapkan remaja yang sudah mentelantarkan mereka. Tribunnews.com

Leave a Reply