Tindakan nekat dalam kondisi kesadaran terpengaruh alkohol memang sulit atau seringkali tak bisa dicegah. Nasib nahas sembilan orang yang nekat tenggak hand sanitizer atau cairan pembersih tangan berakhir tragis.
Setidaknya tujuh dari sembilan orang nekat itu tewas akibat minum cairan antiseptik untuk pembersih tangan ( hand sanititzer ). Diketahui, kandungan dalam hand sanitizer yang diminum sembilan orang yang tengah berpesta minuman keras (miras) itu, yakni 69 persen metanol.
Kehabisan miras menjadi alasan para korban menenggak cairan pembersih tangan atau hand sanitizer tersebut. Pesta miras itu, berlangsung di sebuah desa di Desa Tomtor, Yakutia, Rusia, Kamis (20/11/2020).
Sekelompok orang tengah berpesta minuman keras yang dihadiri sebanyak sembilan orang. Mereka yang tengah kehabisan miras dalam pesta itu, nekat bersama-sama menenggak cairan antiseptik. Tiga korban pertama adalah seorang wanita berusia 41 tahun dan dua pria berusia 27 dan 59 tahun.
Sementara enam lainnya diterbangkan dengan pesawat evakuasi medis ke ibu kota daerah Yakutsk. Keesokannya, Jumat (21/11/2020), tiga pria lainnya, berusia 28, 32 dan 69 tahun meninggal dunia.
Menyusul satu orang meninggal dunia hari ini, Sabtu (22/11/2020). Sampai saat ini, identitas para korban menenggak cairan pembersih tangan itu belum terungkap. Untuk dua korban lainnya, masih berada di unit perawatan dan dilakukan perawatan secara intensif.
Pengawas kesehatan masyarakat federal, Rospotrebnadzor melaporkan membenarkan kejadian tersebut. “Sembilan kasus keracunan dengan pembersih telah terdaftar, termasuk tujuh yang berakibat fatal.”
Jaksa penuntut regional mengatakan jika para korban keracunan cairan pembersih tangan. “Itu terjadi akibat minum pembersih.”
Diketahui, para pengunjung pesta miras meminum cairan pembersih tangan yang mengandung 69 persen metanol.Hand sanitizer tersebut Itu telah dijual sebagai pembersih tangan selama berlangsungnya pandemi virus corona atau Covid-19.
Sejumlah pejabat bagian kesehatan memperingatkan penduduk setempat untuk tidak minum antiseptik buatan Rusia tersebut. Kasus yang sama, tiga orang meninggal dunia dan satu orang buta permanen setelah menenggak hand sanitizer sebagai minuman keras beralkohol.
Tiga orang itu adalah bagian dari tujuh orang yang menenggak hand sanitizer itu secara berkelompok. Satu orangnya sampai kemarin masih dalam keadaan kritis.
Hand sanitizer atau pembersih tangan yang mengandung alkohol, etanol, atau metanol tersebut selama ini ramai digunakan untuk mencuci tangan agar terhindar dari Virus Corona.
Sebelumnya satu orang tewas setelah tenggak miras oplosan yang dicampur dengan hand sanitizer. Meski sama-sama disebut alkohol, sesungguhnya ketiga jenis kimia itu memiliki rumus kimia yang berbeda.
Etil alkohol atau etanol memiliki rumus kimia C2H5OH. Jenis ini bisa dikonsumsi dan bisa menjadi disinfektan. Metanol atau metil alkohol memiliki rumus kimia CH3OH. Metanol (ada yang menyebut spiritus) biasa dipakai sebagai pelarut industri dan tidak boleh dikonsumsi.
Kimia jenis ini berbahaya karena mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun. Mengonsumsi metanol bisa menyebabkan kematian.
Peringatan FDA
Seperti diberitakan newsweek.com, tiga orang di New Mexico, Amerika Serikat, meninggal dan satu menjadi buta permanen setelah minum pembersih tangan. Departemen Kesehatan New Mexico merilis pernyataan pada hari Jumat yang menunjukkan bahwa tiga dari tujuh orang yang menelan cairan itu meninggal karena keracunan metanol.
Mereka menenggak hand sanitizer pada bulan Mei 2020 dan satu di antaranya masih dalam kondisi kritis. Kathy Kunkel, Sekretaris Departemen Kesehatan Negara Bagian New Mexico, mengatakan bahwa mereka yang telah mengkonsumsi atau mencerna pembersih tangan yang mengandung metanol harus “mencari perawatan medis segera.”
“Penangkal keracunan metanol tersedia dan semakin cepat seseorang dirawat karena keracunan metanol semakin baik peluang untuk sembuh,” kata Kunkel.
Newsweek menghubungi Departemen Kesehatan New Mexico untuk memberikan komentar, tetapi tidak menerima tanggapan pada waktunya untuk publikasi. Berita itu muncul beberapa hari setelah Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat menyarankan masyarakat untuk tidak menggunakan pembersih tangan tertentu yang diproduksi di Meksiko. Hal itu karena produk tersebut mengandung metanol. Beberapa produk yang diuji oleh FDA mengandung 81 persen metanol yang, menurut badan tersebut,
“bukan bahan yang dapat diterima untuk pembersih tangan dan tidak boleh digunakan karena efek toksiknya.” “Konsumen yang telah terpapar pembersih tangan yang mengandung metanol harus mencari pengobatan segera,” kata pejabat FDA.
Menurut FDA, paparan metanol substansial dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan permanen, kejang-kejang, koma, kerusakan permanen pada sistem saraf atau kematian.
FDA menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi produk-produk ini, termasuk orang yang menggunakannya sebagai pengganti etanol, bahan utama dalam minuman beralkohol, paling berisiko mengalami keracunan metanol. Tidak jelas mengapa ketujuh penduduk New Mexico menelan pembersih tangan, atau produk mana yang secara spesifik mereka telan.
FDA menghubungi Eskbiochem, yang memproduksi sembilan produk pembersih tangan yang mengandung metanol di Meksiko, untuk merekomendasikan agar perusahaan mengeluarkan produk-produk itu dari pasar “karena risiko yang terkait dengan keracunan metanol.”
Rekomendasi dibuat 17 Juni 2020 dan perusahaan belum mengeluarkan produk, menurut FDA. FDA juga menyatakan dalam pernyataannya pada 19 Juni bahwa mereka tidak mengetahui adanya laporan tentang “kejadian buruk” yang dihasilkan dari penggunaan sembilan produk yang terdaftar yang mereka daftarkan.
“FDA mendorong para profesional perawatan kesehatan, konsumen dan pasien untuk melaporkan kejadian buruk atau masalah kualitas yang dialami dengan penggunaan pembersih tangan untuk program Pelaporan Peristiwa MedWatch Adverse FDA,” kata lembaga itu. TRIBUNMANADO.CO.ID