Sebelas orang tewas karena meminum alkohol ilegal di negara bagian termiskin India, Bihar. Keluarga korban menyalahkan aparat karena dianggap gagal menindak pembuat minuman keras (miras) ilegal.
Dilaporkan AFP, petugas menyampaikan informasi tersebut pada Kamis (1/4). Rinciannya, delapan orang meninggal pada Rabu lalu. Selang sehari, tiga korban lainnya tewas.
Belasan korban itu meninggal dunia beberapa hari setelah penyelenggaraan salah satu festival Hindu terbesar, Holi, ketika konsumsi alkohol biasanya lebih tinggi.
Survei kesehatan nasional pada 2019-2020 mencatat lebih dari 15 persen pria Bihar masih mengonsumsi alkohol.
Keluarga para korban mengungkapkan kepada pihak berwenang bahwa setelah korban minum miras buatan lokal, mereka mengeluh sakit perut dan muntah. Tak lama kemudian, mereka meninggal.
Selain korban tewas, petugas menyatakan lima orang lainnya masih dirawat di rumah sakit. Sebagian besar korban adalah buruh tani yang tidak memiliki tanah atau petani kecil pemilik tanah di pedesaan Bihar.
Pada Februari lalu, setidaknya 10 orang di negara bagian itu tewas setelah mengonsumsi miras ilegal.
Seorang pejabat pemerintah yang menangani bea cukai mengatakan, di bagian pedesaan negara bagian itu, alkohol yang diproduksi lokal telah “menjadi industri rumahan mengingat keuntungan yang tinggi”.
International Spirits and Wine Association of India mencatat, dari perkiraan lima miliar liter alkohol yang diminum setiap tahun di India, sekitar 40 persen diproduksi secara ilegal.
Kematian sering dilaporkan mengingat pembuat miras ilegal kerap menambahkan metanol – bentuk alkohol yang sangat beracun yang kadang-kadang digunakan sebagai anti-pembekuan – dalam minuman mereka demi meningkatkan kekuatannya. Pada 2015 lalu, lebih dari 100 orang tewas di daerah kumuh Mumbai karena menenggak miras ilegal. Cnnindonesia.com