Pihak berwenang Rusia mengatakan pada Sabtu 26 orang telah meninggal karena keracunan alkohol minggu ini setelah mengonsumsi minuman keras yang diproduksi secara lokal di wilayah Orenburg yang berbatasan dengan Kazakhstan.
Korban tewas meningkat dari sembilan yang dilaporkan pada Kamis, kementerian regional mengatakan kepada kantor berita RIA, dikutip dari Reuters, 9 Oktober 2021.
28 orang lainnya menderita gejala keracunan alkohol, kata laporan itu.
Cabang regional Komite Investigasi Rusia telah membuka penyelidikan untuk menentukan apakah produk alkohol yang dijual di wilayah tersebut, sekitar 1.500 kilometer tenggara Moskow, memenuhi standar keamanan.
Pada hari Jumat, komite itu mengatakan enam orang telah ditahan karena diduga memproduksi dan menjual minuman beralkohol yang tidak layak untuk dikonsumsi.
Situs berita orsk.ru, mengutip Menteri Kesehatan Orenburg Tatiana Savinova pada pertemuan pusat krisis, mengatakan hasil tes menunjukkan “methanol murni yang menjadi racun mematikan” ditemukan dalam cairan tubuh korban, seperti dikutip dari The Moscow Times.
Pejabat daerah menyarankan penduduk untuk menghindari membeli miras oplosan.
“Saya menghimbau kepada seluruh warga untuk tidak membeli dan mengonsumsi minuman yang tidak memiliki izin. Harga dari ini adalah hidup Anda,” kata Gubernur Orenburg Denis Pasler.
Setelah kasus keracunan alkohol massal di Siberia pada tahun 2016, otoritas nasional Rusia memerintahkan kontrol yang lebih ketat pada produksi dan penjualan minuman, obat-obatan, parfum, dan cairan lain yang mengandung persentase etanol yang tinggi. TEMPO