Tragis! Sedikitnya 21 remaja tewas selama akhir pekan di sebuah klub malam di Afrika Selatan. Meskipun penyebab kematian masih belum jelas, pejabat dan politisi setempat mengatakan bahwa mereka khawatir ini mungkin kasus minum minuman keras (miras) di bawah umur yang berakhir tragis.
Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (27/6/2022), pemerintah provinsi Eastern Cape mengatakan delapan anak perempuan dan 13 anak laki-laki telah meninggal di klub malam, yang berada di daerah perumahan yang disebut Scenery Park. Sebanyak 17 anak ditemukan tewas di tempat kejadian, sedangkan sisanya meninggal di rumah sakit.
Pejabat keamanan pemerintah yang tiba di tempat kejadian mengatakan, botol-botol kosong alkohol, wig, dan bahkan selempang “Selamat Ulang Tahun” berwarna ungu pastel ditemukan berserakan di jalan berdebu di luar Enyobeni Tavern yang berlantai dua.
Para pejabat mengatakan bahwa banyak dari korban diperkirakan adalah siswa yang merayakan akhir ujian sekolah menengah mereka pada Sabtu (25/6) malam. Disebutkan bahwa tidak ada luka yang terlihat pada tubuh, tetapi otopsi akan menentukan apakah kematian dapat dikaitkan dengan keracunan.
Di antara pejabat senior pemerintah yang bergegas ke kota selatan itu adalah Menteri Kepolisian Bheki Cele. Dia menangis setelah keluar dari kamar mayat tempat mayat-mayat korban disimpan. “Ini pemandangan yang mengerikan,” katanya kepada wartawan.
“Mereka cukup muda. Ketika Anda diberitahu bahwa mereka berusia 13 tahun, 14 tahun dan Anda pergi ke sana dan Anda melihat mereka. Itu menghancurkan (Anda),” tuturnya.
Di negara tersebut, mengkonsumsi minuman beralkohol diperbolehkan untuk di atas 18 tahun. Tetapi di klub-klub malam yang sering terletak bersebelahan dengan rumah-rumah warga, peraturan keselamatan dan undang-undang usia minum tidak selalu ditegakkan.
“Kami memiliki seorang anak yang ada di sana, yang meninggal di tempat kejadian,” kata orang tua dari seorang gadis berusia 17 tahun.
“Anak ini, kami tidak berpikir akan mati dengan cara ini. Ini adalah anak yang rendah hati, penuh hormat,” ujar ibu yang berduka, Ntombizonke Mgangala, berdiri di samping suaminya di luar kamar mayat.
Presiden Cyril Ramaphosa, yang menghadiri KTT G7 di Jerman, menyampaikan belasungkawa.
Dia menyuarakan keprihatinan “tentang keadaan yang dilaporkan di mana orang-orang muda seperti itu berkumpul di tempat yang, baginya, harus terlarang bagi orang-orang di bawah usia 18 tahun”.
Pihak berwenang sekarang mempertimbangkan apakah akan merevisi peraturan perizinan minuman keras. Afrika Selatan adalah salah satu negara di Afrika di mana sebagian besar alkohol dikonsumsi.
Perdana Menteri provinsi Oscar Mabuyane mengutuk “konsumsi minuman keras tanpa batas”. “Anda tidak bisa hanya berdagang di tengah masyarakat seperti ini dan berpikir bahwa anak muda tidak akan bereksperimen,” katanya di luar kedai tersebut. Detik.com