Sedikitnya 26 orang tewas usai mengonsumsi minuman keras (miras) palsu atau oplosan di India bagian barat. Puluhan orang lainnya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit akibat miras oplosan itu.
Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Selasa (26/7/2022), seorang pejabat senior pemerintahan setempat, Mukesh Parmar, menuturkan kematian akibat miras oplosan itu dilaporkan pada Senin (25/7) waktu setempat dan terjadi di dua distrik yang ada di negara bagian Gujarat, yakni distrik Ahmedabad dan Botad.
Diketahui bahwa produksi, penjualan dan konsumsi miras dilarang di Gujarat, yang merupakan negara bagian asal Perdana Menteri (PM) Narendra Modi. Hanya orang-orang yang memiliki izin resmi yang dikeluarkan pemerintah yang bisa mengonsumsi minuman keras.
Selain 26 orang tewas, lebih dari 30 orang lainnya jatuh sakit hingga harus dirawat di rumah sakit usai mengonsumsi miras oplosan itu. Tidak diketahui secara jelas bahan kimia apa yang dicampurkan ke dalam miras yang memakan banyak korban jiwa itu.
Laporan kantor berita Press Trust of India menyebut kepolisian setempat telah menahan sejumlah tersangka yang diduga terlibat dalam penjualan miras oplosan itu. “Kami menangani insiden ini dengan sangat serius dan penyelidikan secara detail telah diluncurkan,” ujar Sekretaris Dalam Negeri Gujarat, Raj Kumar, dalam pernyataan kepada Reuters.
Kematian akibat minuman keras atau minuman beralkohol yang diproduksi secara ilegal, yang populer disebut hooch atau miras pedesaan, sering terjadi di India. Harga miras ilegal lebih murah dan seringkali dicampur dengan bahan kimia seperti pestisida untuk meningkatkan kekuatannya.
Miras ilegal juga menjadi industri yang sangat menguntungkan di India, di mana para produsennya tidak perlu membayar pajak dan bisa menjual produknya dalam jumlah besar kepada warga miskin dengan harga murah. Tahun 2020 lalu, sedikitnya 120 orang tewas setelah mengonsumsi miras oplosan di Punjab. Detik.com