Jalan Baru Tohpati (JBT) ternyata tidak hanya menjadi arena balap liar. Sejumlah lapak pedagang di kawasan tersebut dimanfaatkan untuk pesta minuman keras (miras).
“Kemarin kita amankan lima remaja pesta miras di lapak PKL di jalan itu,” kata Kasatpol PP Kota Mataram Irwan Rahadi.
Dia mengatakan, adanya remaja yang pesta miras di lapak PKL membuat tim melakukan pembongkaran. Tiga lapak dibongkar karena ada indikasi para remaja kerap kumpul melakukan pesta miras. “Beli tuak (miras) di luar, minumnya di sana (lapak),” terang Irwan.
Menurutnya, balap liar yang terjadi di jalan yang menghubungkan Kelurahan Cakranegara Utara dengan Kelurahan Selagalas itu karena adanya remaja kerap kumpul. Mereka saling mengundang satu sama lain. Dan akhirnya melakukan balapan.
“Setelah meninggalnya Pak Made (Linmas) kita evaluasi. Sejak adanya kasus itu belum kita temukan ada balap liar lagi,” kata Irwan.
Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait pembuatan pita penggaduh di jalan tersebut. Menurutnya, pemuda yang balapan di jalan yang lebih familiar dengan nama JBT tidak hanya dari Kota Mataram. Namun juga dari luar daerah seperti Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.
Mereka sangat menyukai jalan ini karena lurus. “Selain itu karena sepi sehingga dianggap aman,” cetusnya.
Tak hanya dirinya, namun kawasan ini juga harus ada pengawasan dari Kelurahan Cakranegara Utara, Kecamatan Cakranegara, dan Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya. Balap liar bukan hanya dilakukan pada sore hari, namun juga pagi, siang, dan malam hari. “Setiap waktu akan kita pantau,” janji Irwan.
Camat Sandubaya Henny Suyasih menuturkan, pihaknya kerap turun melakukan penertiban balap liar di JBT. Dari keterangan anak muda di jalan tersebut, JBT disukai untuk balap liar tanpa mempedulikan pengguna jalan atau masyarakat terganggu. “Kami sudah sarankan anak-anak ke Sirkuit Selagalas tapi tidak mau,” tuturnya
Selain keterlibatan pemerintah, dia meminta masyarakat juga membantu atau menginformasikan jika ada pemuda balap liar. “Kita minta ada polisi tidur dan pita penggaduh di JBT. Tapi ini harus dikaji terlebih dahulu oleh Dishub,” pungkasnya. Jawapos.com