Miras Oplosan Asal Indonesia Makan Korban di Johor, Malaysia. Empat Orang Tewas Satu Buta

Minuman keras atau miras oplosan yang diduga diproduksi di Indonesia memakan korban di Johor Bahru, Malaysia. Empat pria dilaporkan tewas sementara satu orang lagi menjadi buta, setelah mengonsumsi minuman keras yang diduga mengandung metanol di berbagai lokasi di Johor Bahru, Selasa (18/6/2019).

Kepala kepolisian Johor Bahru, Datuk Mohd Khalil Kader Mohd, mengatakan empat korban tewas terdiri dari satuu warga lokal dan tiga warga asing asal India, Nepal, dan Pakistan.

Sedangkan korban yang mengalami kebuta adalah warga lokal berusia 30-an. Ketiga korban tewas berusia antara 30-36 tahun meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Sultan Ismail (HSI) dan Rumah Sakit Sultanah Aminah (HSA), Johor.

“Investigasi awal menemukan bahwa para korban telah meminum minuman keras merek ‘Miludeer’ yang diduga mengandung metanol beracun.

“Post-mortem akan dilakukan oleh petugas medis rumah sakit pada para korban untuk menentukan penyebab kematian. Sampel minuman keras yang tercemar telah dikirim ke Departemen Kimia untuk analisis konten,” kata Mohd Khalil di kantor polisi Johor, seperti dilansir TribuBatam.id dari MalayMail.

Mohd Khalil juga mengatakan bahwa polisi telah menangkap sembilan orang, terdiri empat pria setempat dan lima orang Indonesia berusia antara 25 dan 44 tahun. Dia mengatakan para tersangka ditahan di lokasi terpisah di sekitar Johor Baru, Seri Alam dan Kulai.

Penyelidik juga menyita beberapa botol dan kaleng minuman beralkohol yang diyakini telah diselundupkan ke negara itu. Tidak disebutkan, dari mana miras oplosan itu berasal, namun wilayah Indonesia paling dekat dari Johor Bahru adalah Kepri, Riau dan Sumatera Utara.

Khalil mengingatkan kepada warga untuk tidak membeli dan mengkonsumsi miras selundupan yang dijual dengan harga rendah di pasar lokal. Minuman keras murah diyakini telah diproses menggunakan metanol, alkohol industri umum yang dapat menyebabkan asidosis metabolik, gejala gangguan neurologis, dan bahkan kematian.

Kematian terakhir Johor akibat keracunan alkohol hari ini menyusul kematian enam pekerja konstruksi yang minum minuman keras murah di Penang, baru-baru ini.

Enam korban di George Town

Kasus miras oplosan di Johor ini merupakan yang kedua terjadi di Malaysia dalam  dua hari terakhir. Sebelumnya, enam orang dilaporkan tewas di George Town, Penang, Malaysia, setelah menggak miras oplosan di kota itu.

Kepala Kepolisian Kota George, Zaimani Che Awang mengatakan, dua korban adalah penduduk setempat, tiga warga negara Myanmar, dan satu lagi dari India.

Dia mengatakan, tujuh pria Myanmar lainnya sedang menerima perawatan medis di Rumah Sakit Penang. Comm Che Zaimani, dilansir The Star Malaysia mengatakan bahwa miras oplosan berharga murah itu diyakini telah diproses menggunakan metanol.

Metanol adalah zat beracun, tidak seperti etanol yang merupakan jenis etil alkohol yang ditemukan dalam minuman keras umumnya. “Zat tersebut kemudian dituangkan ke dalam botol minuman keras merek asli,” katanya saat konferensi pers di markas polisi distrik di Jalan Patani, Senin (17/6/2019).

Minuman keras murah diyakini telah didistribusikan oleh sindikat yang aktif selama dua bulan terakhir.

Polisi dari ibukota negara bagian Pulau Pinang itu melakukan penggerebekan di sebuah toko di Komtar pada 15 Juni dan menyita miras oplosan senilai sekitar RM8.000 atau sekitar Rp 28 jutaan.

Ratusan botol miras oplosan itu termasuk 600 botol bermerek Wiski, 312 kaleng El Diablo dan 24 kaleng merek Martens yang semuanya dipastikan palsu. Polisi juga menyita 240 botol plastik kecil dan delapan botol mineral besar berisi minuman keras oplosan.

Pada September tahun lalu, ada 33 kematian terkait keracunan metanol yang dilaporkan di Perak, Selangor dan Kuala Lumpur.

Leave a Reply