Minuman keras (miras) memang selalu membawa petaka. Gara-gara miras pula, dua warga Dusun Asah Teben, Desa Datah, Kecamatan Abang, yakni I Nyoman Sudarsana, 20, dan I Nyoman Gelis alias I Nyoman Tunas, 51, jadi bulan-bulanan kelompok warga.
Sudarsana dan Gelis jadi korban penganiayaan lima orang warga di Dusun Asah Teben, Desa Datah, Sabtu (14/9). Penyebabnya hanya karena salah paham di jalan. Sebelum kejadian, Sudarsana bersama Nyoman Gelis, dan seorang rekannya lagi, menghadiri upacara melaspas di rumah kerabatnya. Peristiwa menegangkan itu terjadi ketika korban pulang ke rumah sekitar pukul 22.30.
Pelaku diduga tersinggung dengan teriakan korban di jalanan. Sementara itu, korban mengaku berteriak di jalan bermaksud memanggil salah seorang teman yang juga melintas di jalan dusun setempat. Akibat salah paham itu, lima pelaku mendatangi kedua korban hingga berujung adu mulut dan penganiayaan.
Menurut informasi di lapangan, korban Sudarsana bersama Gelis dan kawan-kawan sedang pesta miras jenis arak di lokasi upacara. Mereka sudah ada di lokasi sejak pukul 17.00. Hingga hari larut malam, Sudarsana memutuskan pulang. Tapi karena sadar dalam kondisi mabuk, Gelis mengantar Sudarsana pulang.
Saat perjalanan pulang, kedua korban berpapasan dengan kelompok warga yang saat itu juga sedang menggelar pesta minuman. Sialnya, Sudarsana malah berteriak keras di hadapan kelompok itu dengan kata “Kuukkk”. Sontak salah seorang anggota kelompok bernama Juli tersinggung dengan teriakan korban. Karena takut, kedua korban berlari menyelamatkan diri dari kejaran kelompok warga itu.
Beberapa saat, Gelis tiba di rumah lebih dulu. Sementara Sudarsana masih berada di jalanan. Tiba-tiba dua orang dari kelompok warga tadi muncul lagi. Sudarsana kemudian meminta tolong kepada Gelis.
Kapolsek Abang AKP I Nyoman Wiranata, Rabu (18/9) menjelaskan, ketika dua orang itu datang, Gelis awalnya menerima secara baik dan menanyakan maksud kedatangan pelaku. “Saat itulah antara pelaku dan saksi korban berdialog. Mereka mengatakan tersinggung dengan ucapan korban. Sedangkan korban mengaku hanya memanggil teman yang juga ada di jalan lokasi kejadian,” jelas Wiranata.
Namun dialog yang digelar rupanya tak membuahkan hasil manis. Tiga pelaku lainnya menyusul lalu menghampiri korban. Saat itu, pelaku langsung berbuat macam-macam. Empat orang di antaranya Kadek Juli, Oka, Sudira dan Wira mendorong dan memukul korban. Melihat kejadian itu, Gelis berusaha melerai, namun dia disekap oleh Wira dari belakang. Sementara pelaku I Kadek Juli mencakar wajah dan leher I Nyoman Gelis.
Akibatnya, kedua korban mengalami lebam atau memar di pipi bagian sebelah kiri, luka gores di bibir, hidung, serta leher. Disinggung terkait satu pelaku Kadek Juli merupakan kepala Dusun Asah Dulu, Wiranata masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Masih kami selidiki. Apakah satu pelaku itu sebagai kepala Dusun Asah Dulu atau tidak,” pungkas Wiranata. Jawapos.com