Acara Lamaran Berakhir Baku Parang, Keluarga Calon Mempelai Wanita Tewas Usai Saling Bacok

Acara proses lamaran berlangsung ricuh dan berujung pertumpahan darah di Dusun Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

Sebuah akun Facebook, Farand Friedrick Tonu mengungkap kronologis kejadian satu tewas dalam acara lamaran di Dusun Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Kamis (8/8/2019).

Kronologis tewasnya satu warga di acara lamaran itu diunggah Farand Friedrick Tonu ke akun Grup Facebook, NTT Baru.

Dalam penjelasannya, kasus memilukan ini terjadi Kamis tanggal 08 Agustus 2019 pukul 16.30 wita bertempat di RT 001/Rw 001 Dusun I Desa Tanah Merah, Kupang Tengah, Kab Kupang. Ia menyebut telah terjadi Kasus penganiayaan yang menyebabkan orang meninggal dunia.

Korban bernama Maksi Robin Mesakh bermur 42 tahun. Korban adalah warga Desa Oebelo, RT20/RW008, Dusun 4. Sementara saksi-saksi antara lain ARN (28 ) asal Timor Tengah, MSK (40) juga dari Timor Tengah Selatan dan  YN (38) asal Timor Tengah Utara.

Kronologis kejadian

Berawal dari ARN dan MSK yang sementara menurunkan kayu api di lokasi lamaran. Tepatnya di Dusun I Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang, Kabupaten Kupang. Setelah selesai menurunkan kayu api, keduanya dipukul oleh massa yang sementara menyaksikan acara proses lamaran

Kemudian ARN datang melapor ke rekannya yang lain YN bahwa mereka dipukul. Mendengar kejadian itu saksi YN pergi untuk melerai massa yang telah memukul Saksi MSK. Karena massa yang pada saat itu banyak sehingga saksi YN juga ikut dipukuli dan dilempari batu.

Karena dalam keadaan terdesak maka saksi YN mengambil sebilah parang. Parang ini digunakan untuk memotong kayu di tempat peminangan, yang berada di sampingnya untuk menjaga diri dari kerumunan massa.

Melihat YN dipukuli dan dilempari batu maka korban yang sementara duduk di tempat operator langsung membawa dan mengamankan YN kearah jalan untuk diselamatkan.

Setelah mengamankan YN korban kembali ke tempat peminangan untuk menanyakan awal permasalahan yang terjadi.

Namun karena massa yang sudah berkumpul hendak menyerang korban sehingga korban membela diri dengan cara mengayunkan parang ke arah kerumunan massa dan mengenai 3 (tiga) orang warga di lokasi tersebut.

Setelah melakukan aksi tersebut, korban melarikan diri kearah jalan umum. Namun tidak jauh berlari, korban dianiaya menggunakan parang oleh sekelompok warga. Akibatnya korban mengalami luka sabeten sajam yang cukup serius pada leher bagian kiri. Bahu bagian kanan, telapak tangan kanan, hingga korban meninggal dunia.

Setelah kejadian, korban dilarikan ke Peskesmas Oesao kemudian dilanjutkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Naibonat.

Keterangan Kapolres

Kapolres Kupang, AKBP Indera Gunawan, membenarkan kejadian tersebut. Acara pinangan itu dari pihak laki-laki ke pihak perempuan dimana tengah dibuatkan tenda, diduga karena saling tersinggung dengan omongan, maka terjadi percekcokan dan salah satu terkena bacokan hingga tewas.

Kapolres Indera Gunawan ketika dikonfirmasi POS KUPANG.COM, Kamis (8/8/2019) pukul 21.15 Wita menegaskan bahwa tidak ada bentrokan antar warga.  Kejadian ini salah paham karena diduga akibat sudah mengkonsumsi minuman keras.

“Bukan bentrok antar warga. Ini orang lamaran pihak laki-laki ke pihak perempuan aja. Bantu-bantu buat tenda mungkin tersinggung omongan ribut karena minum. Akhirnya satu bacok dibalas pihak satunya,” jelas Indera.

Kapolres Indera membenarkan satu orang terkena bacokan atas nama Mesakh. Korban dibawa ke Puskesmas Oesao dan meninggal di puskesmas.

“Iya yang bacok pertama dibalas pihak satunya. Meninggal di Puskesmas Oesao. Sementara masih kami tangani. Piket siaga di TKP tapi masih kondusif. Soal yang terkena luka-luka masih kami data,” kata Kapolres Indera.

Kasus ricuh terkait dengan pernikahan juga terjadi di Banda Aceh. Mengutip Kompas.com, seorang pemuda bernama Dedi berusia 19 tahun tewas diduga ditembak anggota polisi saat melerai perkelahian temannya di sebuah lokasi pesta perkawinan di Desa Sidorejo Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil.

Peristiwa itu terjadi saat korban sedang berada di sebuah aksi organ tunggal keyboard pada sebuah pesta perkawinan, Minggu dini hari.

Kerabat korban, Ahmad (20) menyebutkan Kejadian berawal ketika korban bersama teman-temannya sedang menonton dan ikut berjoget pada pertunjukkan organ tunggal tersebut.

Kemudian terjadi keributan yang belum diketahui pasti apa pemicunya. Kronologi penembakan “Saya tidak tahu juga apa penyebabnya, ada yang tersenggol saat joget kemudian marah dan terjadi perkelahian, lalu kami dengar suara letusan senjata, dan saya lihat kawan saya sudah jatuh ke tanah dan berdarah,” jelas Ahmad, Senin (15/7/2019).

Menurut Ahmad memang ada seorang anggota polisi meletuskan senjatanya dan mengenai bagian kepala korban. “Sepertinya bukan tembakan peringatan itu, dalam kondisi terkejut saya dan seorang teman lain kemudian membawa korban ke rumah sakit, dengan sepeda motor,” ujar Ahmad.

Namun, sebut Ahmad, setiba di rumah sakit, pihak Rumah Sakit Umum Daerah Singkil, mengajukan rujukan agar korban dibawa ke RS di Medan, Sumatera Utara untuk perawatan lebih intensif.

Namun, korban menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan rujukan menuju rumah sakit di Medan Sumatera Utara. Di rumah duka keluarga tak menyangka kejadian tersebut menimpa Dedi.

Keluarga mengaku shock saat menerima kabar Dedi telah meninggal dunia akibat tertembak oleh seorang anggota polisi.

Sartinah (56), sang ibu korban mengaku tidak menerima kenyataan ini keluarga meminta pelaku penembakan dihukum setimpal dengan perbuatannya.

“Kami tidak tahu apa kejadiannya, tiba-tiba sudah ada kabar meninggal, kata orang ditembak polisi, kami mau pelakunya juga harus dihukum yang setimpal,” ujar Sartinah.

Dedi meninggal dunia karena tertembak di bagian atas pelipis mata sebelah kanan.

Kepolisian Resort Aceh Singkil mengakui adanya insiden penembakan tersebut, dan sudah melaporkan hal ini kepada institusi polisi yang lebih tinggi. Kapolres Aceh Singkil AKBP Andrianto Argamuda, menyebutkan polisi sudah menahan tersangka dan sedang dimintai keterangannya. Polisi mengaku akan menuntaskan kasus ini secara profesional. Tribunnews.com

Leave a Reply