Diskusi Anti Miras di Rumah Damai

Malam ini aku mendapat kehormatan mengikuti acara “Diskusi Anti Miras” di Rumah Damai. Tema diskusi adalah “Deklarasi #AntiMiras”, sebuah tema yang sangat hangat kita bahas malam itu. Uni Fahira Idris berperan sebagai tuan rumah yang baik dan ramah menyambut semua peserta yang sebagian besar baru kukenal saat pertemuan ini berlangsung. Sebagian lain, sudah pernah saling bertegur sapa secara online. Aku datang terlambat, karena memang berangkatnya sudah lewat dari jam yang ditentukan. Aku sudah mengucapkan janji untuk datang di acara ini, jadi tidak bisa tidak aku harus menepati janji, karena aku memang tidak punya kendala untuk datang ke acara ini.

Ada dua tema pokok yang perlu dibahas dalam waktu dekat ini dan beberapa tema penting lainnya yang bisa dikerjakan secara jangka panjang. Yang pertama adalah lomba blog Anti Miras. Konseptor acara ini adalah Uni Fahira Idris dan kemudian dituangkan dalam sebuah proposal oleh mbak Ajeng. Salah satu paragraf yang sempat kubaca tentang keprihatinan peredaran Miras adalah sebagai berikut :

Persoalan Miras perlu ditangani serius oleh pihak Kepolisian, Lembaga keagamaan dan berbagai Ormas lainnya. Eksekutif dan legislatif harus memiliki konsep aturan bagi masyarakat yang menyebarkan Miras atau meneguknya. Selain penerapan Undang-Undang, juga ada Peraturan Daerah yang mengikat.  Memang   sungguh   dilematis   di   negeri   kita   ini. Dalam   konstitusi menegaskan  bahwa  negara  berdasar atas  Ketuhanan Yang  Maha  Esa, namun    dalam    menyikapi    perkembangan    tentang    minuman berlakohol pemerintah tidak dapat berbuat apa-apa. Perkembangan minuman beralkohol tidak   hanya   menjadi   ancaman   bagi   umat  Islam   yang   secara   tegas mengharamkan   di   dalam   kitab   sucinya,   namun   minuman   beralkohol juga merupakan ancaman bagi hidup dan kehidupan manusia dimuka bumi ini, khususnya di Indonesia.

Peserta lomba akan diminta untuk menulis tentang pemahaman mereka terhadap Miras, bahayanya, regulasinya dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Intiny alomba blog ini akan menggali ide-ide masyarakat agar mengetahui bahaya Miras dan bagaimana mencegah anak-anak di bawah umur mengkonsumsi miras secara bebas.

Lomba akan diumumkan pada tanggal 10 April dan akan ditutup pada saat Deklarasi Anti Miras yang akan dilakukan secara offline. Bisa dipastikan saat acara Deklarasi Anti Miras pasti akan bermunculan kicauan para pemilik akun twitter, sehingga bisa jadi akan diadakan lomba Live Tweet mengingat banyaknya calon sponsor yang sudah mendaftar untuk menyediakan hadiah acara Deklarasi AntiMiras plus pengumuman lomba blog.

Acara kedua yang tidak kalah menarik adalah lomba jingle Anti Miras. Sayangnya saat pembahasan acara ini aku terlambat sehingga tidak banyak yang bisa kutulis disini. Pada intinya acara ini akan ditutup pada tanggal 25 Agustus atau sekitar seminggu setelah perayaan 17 Agustus 2013.

Melihat animo panitia yang begitu besar dan sibuknya semua panitia di kegiatan masing-masing, maka aku harus angkat topi buat semangat para pejuang Anti Miras ini, Diskusi Deklarasi #AntiMiras malam ini berlangsung mulus. Semua peserta saling memberi saran, aktif berkontribusi dan bersama-sama menyepakati keputusan yang diambil.

“Gerakan moral Anti Miras ini memang ditujukan untuk anak-anak di bawah umur. Setelah acara ini sukses, maka kita akan membuka cabang di beberapa kota yang kita anggap mampu mengemban amanah gerakan moral Anti Miras ini”

Aku langsung mengacungkan tangan dan berkata, “Daftar untuk komunitas AntiMiras wilayah Jogja Uni”

Rupanya banyak juga kota-kota lain yang siap menjadi cabang dari gerakan moral anti miras ini. Melihat semangat dan kesanggupan para panitia ini dalam melaksanakan dua acara jangka pendek ini, maka akupun jadi merasa tersanjung ketika diminta menjadi salah satu penanggung jawab acara Gowes.

Apalagi kalau acara Gowes ini bisa diadakan di Jogja, pasti acara akan makin meriah dengan dukungan dari komunitas Anti Miras Indonesia. Begitu asyiknya berdiskusi deklarasi anti mitras, tanpa terasa waktu sudah mendekati tengah malam. Kitapun akhirnya sampai pada acara inti yaitu Narsis Berjamaah.

Salam sehati.